Meta mengakuisisi Manus: Pertumbuhan kecerdasan buatan terpusat memberikan tekanan pada Web3

Meta Platforms telah setuju untuk mengakuisisi Manus, sebuah startup AI yang berfokus pada agen otonom, menandai langkah penting bagi perusahaan teknologi besar dalam mengintegrasikan teknologi AI canggih dan mempertahankan daya saing di pasar AI yang semakin kompetitif.

Menurut laporan Reuters, akuisisi Manus terjadi di tengah periode liburan yang sangat aktif untuk transaksi kecerdasan buatan, di mana pemain utama seperti Meta, SoftBank, dan Nvidia bergerak cepat untuk mengamankan aset strategis sebelum tahun 2026.

Walaupun persyaratan finansial belum diungkapkan, terdapat laporan yang menyebutkan valuasinya sekitar 2 hingga 3 miliar dolar AS, yang merupakan bagian dari gelombang investasi terkait AI tahun ini yang telah melebihi 50 miliar dolar AS.

Manus dan Kebangkitan Agen AI Otonom

Manus adalah agen kecerdasan buatan umum yang mampu menangani tugas secara mandiri dengan sedikit petunjuk, dan menjadi populer dengan cepat pada awal tahun ini. Startup ini awalnya didirikan di Tiongkok, namun karena ketegangan hubungan teknologi antara Tiongkok dan AS, kemudian memindahkan kantor pusatnya ke Singapura.

Meta menyatakan bahwa akuisisi Manus akan memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam Meta AI dan produk lainnya, memperkuat posisinya di pasar yang sangat kompetitif. Sebelumnya, Meta telah melakukan investasi besar dalam AI di Scale AI, yang menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan produk dan layanan yang lebih kompleks.

Transaksi ini juga mencerminkan tren industri yang lebih luas. Perusahaan teknologi terkemuka tidak memperlambat langkah akuisisi menjelang akhir tahun, menandakan urgensi yang mereka hadapi seiring meningkatnya persaingan di bidang AI.

SoftBank terus memperluas investasinya di bidang infrastruktur AI, sementara Nvidia sebagai pemasok utama chip AI kelas atas tetap memegang posisi inti.

Dampak Terhadap Ruang Terdesentralisasi

Langkah-langkah ini menyoroti tren yang jelas: perusahaan teknologi besar terus mengembangkan sistem AI yang terintegrasi penuh, mengendalikan segalanya mulai dari kemampuan komputasi, model, hingga agen otonom dan distribusi.

Tren ini memiliki dampak signifikan pada platform terdesentralisasi. Meskipun proyek Web3 bertujuan untuk menyediakan alternatif bagi komputasi AI, kepemilikan data, dan agen otonom, perusahaan terpusat masih mendominasi sebagian besar aplikasi konsumen dan bisnis.

Pada 2025, komputasi terdesentralisasi dan infrastruktur AI mengalami pertumbuhan yang signifikan, namun skalanya masih lebih kecil dibandingkan sistem terpusat. Nilai pasar global untuk komputasi terdesentralisasi diperkirakan sekitar 11,9 miliar dolar AS, sementara kombinasi decentralized finance dengan AI (DeFAI) telah berkembang dari eksperimen niche menjadi lapisan operasional inti.

Agen AI on-chain kini digunakan untuk mengelola strategi perdagangan, alokasi likuiditas, dan tugas tata kelola, dengan kapitalisasi pasar gabungan DeFAI dan token agen AI diperkirakan melebihi 900 juta dolar AS.

Meski mengalami pertumbuhan seperti itu, AI on-chain dan infrastruktur terdesentralisasi masih menghadapi keterbatasan dalam hal daya komputasi, skalabilitas, dan kejelasan regulasi.

Di Sisi Lain:

• Beberapa analis memperingatkan bahwa kekurangan chip yang parah bisa memperlambat perluasan AI pada 2026.

Mengapa Ini Penting

Akusisi Manus menyoroti kekuatan pertumbuhan pesat AI terpusat, sekaligus menyoroti tekanan kompetitif yang dihadapi alternatif terdesentralisasi dan jendela waktu mereka untuk berkembang yang semakin sempit.

Ikuti DailyCoin untuk mendapatkan berita kripto terbaru:
Tinjauan Tahunan Kripto 2025: Rekor Harga, Regulasi Baru, dan Celah Keamanan Besar
Uniswap Melakukan Pembakaran Token Bersejarah Setelah Voting Tata Kelola

Orang Juga Bertanya: